Kita sedang memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Umumnya, umat Islam bergegas mengejar keistimewaan Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kita dianjurkan untuk lebih giat meningkatkan amalan Ramadhan di penghujung habisnya bulan ini, seperti shalat, dzikir, i’tikaf di masjid, membaca al-Quran dan bersedekah. Hal itu perlu dilakukan demi mendapatkan keberkahan yang tidak terbatas, serta agar amal baik yang telah kita upayakan selama Bulan Ramadhan ini dapat terus dilanjutkan dalam bulan-bulan berikutnya.
Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah malam-malam paling besar dan agung yang amat dinanti-nanti setiap Muslim untuk beribadah sebaik mungkin. Namun, bagaimana dengan para wanita yang sedang menstruasi? Apakah bisa ikut mengejar Lailatul Qadar di malam-malam istimewa ini? Tentu saja! Haid bukan hambatan dalam meraih Berkah Akhir Ramadhan. Hanya karena wanita sedang menstruasi, bukan berarti ia harus melewatkan berkah yang ada pada siang dan malam 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini. Sepuluh malam terakhir Ramadhan itu penuh berkah dan istimewa bagi semua orang beriman, tidak terkecuali wanita yang sedang haid.
Pertama-tama kita perlu mengingat bahwa, jika kita telah benar-benar berniat, berencana, dan bertekad untuk shalat serta melaksanakan ibadah-ibadah pada 10 hari terakhir Ramadhan, namun ketika saatnya tiba, kita malah tidak dapat melakukannya karena hal di luar kendali seperti menstruasi, maka kita tetap akan mendapat pahala bagaikan telah melaksanakannya. Niat baik dan tekad kuat yang tertanam dalam hati akan dicatat sebagai perbuatan, meskipun kita belum melakukannya. Nabi SAW bersabda, …Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna… (HR. Bukhari)
Kita juga perlu mengetahui bahwa hanya sedikit sekali jenis ibadah yang tidak dapat dilakukan wanita dalam keadaan haid, yaitu shalat, puasa, dan menyentuh mushaf al-Quran. Secara umum, kita dapat melaksanakan segala anjuran ibadah untuk menemukan Lailatul Qadar selama tidak berkaitan dengan shalat. Haid bukan hambatan meraih fadhilah malam lailatul qadar. Menstruasi bukan dosa, bukan pula kecacatan, melainkan fitrah. Darah haid memang dianggap najis, namun wanita yang haid tidak serta merta menjadi kotor. Secara rohani, haid tidak berdampak apa-apa pada status kehambaan kita yang berhak beribadah dalam setiap kondisi. Ketahuilah bahwa menghindari puasa dan shalat selama haid itu sendiri merupakan tindakan ketaatan dan ibadah.
Dalam Rahmat dan Hikmah-Nya, wanita haid diperbolehkan makan dan minum pada siang hari di bulan Ramadhan, dan gugur dari kewajiban shalat. Hal itu merupakan pengertian yang sangat berarti dari Allah SWT. Namun, wanita haid masih bisa melakukan banyak hal lain selain shalat dan puasa untuk beribadah kepada Allah SWT di 10 hari terakhir Ramadhan. Berikut enam aktivitas ibadah yang dapat dilakukan wanita haid yang tidak ingin melewatkan berkah akhir Ramadhan yang melimpah.
- Membaca al-Quran
Terdapat perbedaan pendapat tentang boleh-tidaknya membaca al-Quran dalam keadaan haid, ada yang melarang ada yang membolehkan. Namun faktanya, ulama sepakat bahwa yang benar-benar dilarang adalah menyentuh mushaf al-Quran. Untuk itulah, sebagian ulama berpendapat bahwa wanita haid masih dapat membaca al-Quran tanpa menyentuh mushafnya secara langsung, seperti memakai sarung tangan atau menggunakan mushaf yang memuat terjemahannya.
Selain itu, wanita yang mengikuti pendapat ulama yang melarang membaca al-Quran ketika haid pun, masih bisa membaca tafsir al-Quran, atau mendengarkan tilawah dan tadabbur al-Quran selama menstruasi. Prioritas utama di sini adalah mengembangkan hubungan yang kuat dengan al-Quran, yang masih sangat mungkin dilakukan dalam keadaan haid. Jadi, wanita yang sedang menstruasi dapat memanfaatkan waktu saat orang-orang tarawih, untuk fokus pada al-Quran.
- Berdoa
Wanita haid dapat tetap terus berdoa dengan banyak sekali doa dari al-Quran dan Sunnah, terutama doa-doa yang diajarkan khusus untuk Ramadhan. Dan tentu saja, dengan memanjatkan segala permohonan tentang harapan dan keinginan yang menjadi prioritas pribadi untuk diri sendiri, keluarga, dan saudara muslim secara umum. Berdoa adalah salah satu ibadah yang sangat disukai oleh Allah SWT. Kumpulkan beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca pada malam-malam istimewa ini. Ambil waktu dan tempat sendiri untuk memperbanyak berdoa memohon ampunan dan keberkahan, terutama ketika orang-orang juga berdoa dalam kegiatan shalat dan I’tikaf.
- Dzikir dan Istighfar
Selama Haid, kita tetap dapat memperbanyak dzikir dan istighfar. Saat sedang memasak, melakukan pekerjaan rumah, mengepel, mengemudi, bahkan apapun kegiatan sehari-hari kita, dapat dibarengi dengan dzikir dan istighfar. Ada begitu banyak bentuk dzikir yang indah yang membuat kita dapat menuai pahala yang luar biasa. Khusus untuk mengejar keutamaan Lailatul Qadar, luangkan waktu malam memperbanyak dzikir dan wirid, serta merenungkan dosa-dosa dan memohon ampunan secara tulus, Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘anni.
- Memperindah Niat
Dengan niat yang benar dan tulus, aktivitas harian kita dapat dinilai ibadah. Bekerja ke kantor, mengurus keluarga di rumah, mempersiapkan kebutuhan ibadah untuk orang lain, membantu teman, dan lain sebagainya, adalah tindakan kebaikan dan ibadah jika kita benar-benar berniat demikian. Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang hanya memperoleh apa yang mereka niatkan (HR. Bukhari). Jadi, di tengah keringanan untuk tidak berpuasa dan shalat dalam keadaaan haid, mari perbanyak melakukan kegiatan yang positif dengan niat yang indah dalam mencari ridha Allah SWT.
- Bersedekah.
Bagi wanita yang haid dan tidak dapat berpuasa, ia tetap dapat mendapat pahala yang sama seperti berpuasa, dengan membantu berbuka puasa bagi orang yang berpuasa. Nabi SAW bersabda, Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut (HR. Tirmidzi). Bersedekah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk lainnya. Menyumbangkan uang, benda, membantu orang lain dengan kebaikan, melayani keluarga, dan bahkan memberikan senyuman.
- Mencari Ilmu
Tidak diragukan lagi, belajar dan mencari ilmu adalah kegiatan yang diridhai Allah SWT dan menghasilkan pahala. Setiap detik yang kita habiskan untuk belajar akan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan. Jadi, kita dapat mengisi waktu luang dengan belajar dan mencari pengetahuan untuk memperdalam pemahaman renungan kita, terutama tentang Ramadhan dan Lailatul Qadar. Kita dapat membaca buku tafsir, artikel keislaman, mendengarkan ceramah dan renungan spiritual.
Ada banyak kiai luar biasa yang tanpa lelah memproduksi konten seputar wawasan keislaman secara rutin, masyaAllah! Bahkan banyak juga ulama wanita dapat dirujuk, seperti Nur Rofi’ah, Lies Marcoes, Mursyidah Thahir, Maria Ulfah Anshar, Alissa Wahid, dan lain sebagainya. Menstruasi sama sekali bukan hambatan untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan kita.
Itulah enam alternatif ibadah bagi wanita haid untuk mengejar berkah hari-hari terbaik bulan Ramadhan. Sepuluh malam terakhir Ramadhan penuh berkah dan istimewa bagi semua orang beriman, bukan hanya mereka yang berpuasa. Wanita yang menstruasi saat sepuluh hari terakhir tiba, tentu tidak terkecuali dari berkah-Nya yang luar biasa ini. Banyak ibadah dan kesempatan luar biasa untuk memperoleh pengampunan dan pahala. Jangan kehilangan harapan dan semangat dalam upaya mengejar Lailatul Qadar hanya karena tidak bisa berpuasa atau shalat. Sebaliknya, wanita haid mesti fokus untuk membuat rencana alternatif ibadah sepuluh hari akhir Ramadhan agar dapat ikut mengejar Lailatul Qadar.